Masjid Babussalam merupakan masjid terbesar yang ada di Kota Timika yang letaknya sangat strategis di tengah pemukiman masyarakat yang ramai, bisa disebutlah sebagai masjid raya yang ada di kota ini. Secara pribadi sangat senang sholat disana karena suasananya ramai dan bacaan imamnya sangat enak didengar, terasa seperti di kota-kota besar atmosfirnya (anaknya suka ramean soalnya). Kegiatan keagamaan juga sering diadakan disini mulai dari event besar hingga yang kecil-kecil termasuk yang rutin membaca Al-Qur’an bersama-sama setiap malam Jumat.

Salah satu tempat makan lalapan favorit saya dan teman-teman kantor juga berada tidak jauh dari halaman masjid tersebut.

Seperti biasa malam ini (19 April 2017) saya menyempatkan diri untuk ikut sholat Isya berjamaah setelah Maghrib tadi sholatnya di kantor karena ga keburu kalo ke Babussalam. Waktu Isya belum masuk namun mikirnya mending nunggu di dalam aja sambil baca berita terbaru tentang pemilihan Gubernur DKI yang sangat fenomenal.

Nah, setelah sholat Tahiyatul Masjid saya rasa ada yang aneh koq sepertinya ada yang kurang di kantong celana? Biasanya ada yang ngeganjel..hmm dan ternyata kejadian 3 minggu yang lalu terulang lagi. Kunci mobil ketinggalan di dalam mobil yang terkunci hiks! Entah ini pengaruh U…..sia atau emang lagi pelupa yak! Kalo udah kayak gini ngetawain atas kebodohan sendiri itu lebih enak yaa hahaa..pura-pura santai di keramaian padahal deg-degan gabisa pulang ke rumah hahaaa..

Akhirnya sy minta tolong teman kantor untuk diantarkan kunci serepnya di Babussalam. Dan jawabnya mungkin agak lama karena lagi makan dan masih ada kerjaan dikit. Yaudah saya sholat Isya dan setelah itu sekalian makan malam di RM. Lumayan yang berada di depan masjid.

Sambil meluruskan badan dan membiarkan makanan turun ke perut jadinya istirahat duduk sejenak di teras depan masjid. Suasana terlihat sepi karena waktu telah menunjukkan pukul 8.30 dan lampu di dalam mesjid telah dimatikan. Tiba-tiba seseorang duduk dekitar setengah meter di sebelah kanan saya. Saya melihat sesosok laki-laki asli Papua yang saya taksir berusia di atas 40 tahunan.

Malam Om.. (Kata Om di Papua lumrah digunakan untuk lelaki berusia brp pun dan siapa saja, sama seperti kita menggunakan kata mas dan mbak di daerah lainnya *red) sapaku untuk membuka pembicaraan dan mengutarakan bahwa lelaki ganteng yang anda temani bicara ini sedang dalam kebimbangan karena terpilih sebagai wakil gubernur DKI tapi itu hanyalah mimpi  dan merasa bahwa dia adalah kembaran Sandi Uno *apeuu..faktanya lelaki dengan wajah yang tetap guanteng juga (versi istri saya ;p) bisa jadi mau numpang tidur di masjid karena gabisa pulang.

Om tinggal dimana? Ah sa tinggal di mesjid ini. Sa habis cet tembok pagar ini kemarin….dan seterusnya. Saya ini muallaf… Kemudian pembicaraan itu terpotong dengan datangnya teman (Dika & Dony) mengantarkan kunci serep. Alhamdulillaaah pintu terbuka dan kunci aslinya berhasil diambil kembali. Dika & Dony pualng duluan dan saya masih ngecek mobil tiba-tiba didatangi om itu..”Su mau pulang?” eh iya om tapi lanjut dulu ceritanya tadi saya jadi penasaran koq bisa masuk Islam?

Sambil berdiri di samping mobil beliau bercerita. Dulu pernah tinggal di Malang selama 8 tahun lanjut bekerja di pelabuhan Tanjung Priok untuk kapal pengangkut kemudian diambil alih oleh perusahaan lain dan tetap bekerja di kapal tersebut tetapi berpindah tempat based-nya ke Lombok NTB. Selama bekerja di kapal beliau sekamar dengan orang Lombok dan ketika kapal bersandar lama di Lombok jadinya sering diajak nginap di rumah teman tsb.

“Suatu pagi setelah mandi dan sarapan  saya langsung mengutarakan ke teman kalo saya mau masuk Islam, lanjut Om..  Teman sy kaget ada apa? Tapi kemudian mengajaknya setelah Maghrib akan mengunjungi Kyai Besar yang ada di Lombok saat itu (lupa saya nama yang disebutkan). Ketika bertemu dengan Kyai disampaikan untuk berpikir kembali lebih matang karena ini terkait kepercayaan dan disuruh datang kembali seminggu berikutnya jika memang sudah yakin.

Nah sebgai pendengar saya juga ga sabar penasaran jadi langsung sanggah, Iya om kenapa sih mau masuk Islam? Kasi tau saya satu alasan saja kenapa..

Beliau melanjutkan, iya Islam itu memang benar..dan melanjutkan cerita tentang kekagumannya atas kisah Nabi Ibrahim dan lanjutan kisah nabi Muhammad SAW saat itu dst..

Nama pemberian sejak lahir adalah Paskalis dan setelah masuk Islam diberi nama Muhammad Lutfi. Sekarang tinggal di Masjid Babussalam Timika sebagai pemegang kunci pintu masjid. Sekarang lagi giat-giatnya belajar Iqro dan sudah tidak pernah kembali lagi ke Asmat karena keluarganya disana sudah tidak menerima lagi tetapi masih terdapat satu kakak perempuan Pak Lutfi yang terus membela keyakinan yang telah dipercayai oleh adiknya ini. Semoga amanh dan makin berkah belajar agamanya Pak Lutfi.

 


Sebelum pulang saya sempat berfoto selfie dengan Bapak Muhammad Lutfi…